Banda Aceh – Keputusan Presiden melalui Menteri Dalam Negeri menunjuk Direktur Jenderal Administrasi Wilayah, sebagai penjabat Gubernur Aceh dinilai sebagai langkah tepat.
“Kita mendukung sepenuhnya Keputusan Presiden Jokowi melalui Mendagri menunjuk putera Aceh Bang Safrizal (sapaan akrab Safrizal) sebagai Pj Gubernur Aceh. Ini merupakan keputusan bijaksana, dimana sebagai birokrat senior di kementerian dalam negeri yang telah pernah sukses menjabat 2(dua) kali sebagai Pj Gubernur di daerah lainnya, tentu sosok putera Aceh ini akan lebih mampu mengelola pemerintahan di kampung halamannya,” ungkap Ketua Aceh Kreatif, Delky Nofrizal Qutni, Rabu 21 Agustus 2024.
Penunjukkan Safrizal ini dilakukan seiring pengunduran diri Bustami Hamzah dari jabatan Pj Gubernur Aceh karena dikhabarkan akan maju pada Pilkada 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebagai putera daerah yang meniti karier ASN dari bawah yakni Lurah di Banda Sakti Lhokseumawe hingga menjadi pejabat eselon I di Kemendagri. Tentunya Bang Safrizal sangat paham bagaimana mengelola pemerintahan di Aceh. Menjelang Pilkada serentak 2024 Keputusan Presiden tersebut tentunya sangatlah tepat. Apalagi dengan kondisi menjelang pelaksanaan PON Aceh-Sumut, Keputusan memilih putra daerah sebagai Pj Gubernur sungguh sangat ideal mengingat masih banyak hal yang perlu ditintaskan dalam waktu cepat untuk perhelatan tersebut,” jelas mantan ketua PII Aceh Selatan tersebut.
Menurut Delky, sosok Safrizal merupakan birokrat yang sangat komunikasi dan humanis, sehingga akan lebih mudah berkomunikasi dengan multi pihak dan berbagai lapisan elemen masyarakat Aceh nantinya.
“Selamat bertugas Bang Safrizal, Rakyat Aceh menunggu gebrakan putra terbaik Aceh di kementerian untuk kemajuan Aceh. Terima kasih pak Presiden dan Bapak Mendagri untuk kebijaksanaannya menunjuk salah satu putera terbaik Aceh untuk memimpin Aceh. Insya Allah, sebagai elemen sipil kita siap bersinergi dengan pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Bang Safrizal,” demikian kata Dewan Pembina Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA) itu. (RED)