Akademisi IAIN Cot Kala Langsa Kelahiran Sekuelen Lokop Serbejadi Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag Tulis Buku Autobiografi

PORTAL PASEE

- Redaksi

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 16:06 WIB

50189 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LANGSA | Tokoh Gayo Lokop Serbejadi sekaligus akademisi IAIN Cot Kala Langsa dan ulama Aceh Timur Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag menulis autobiografi. “Alhamduilllah, sudah selesai dan sudah dikirim juga ke penerbit. Sudah selesai juga diedit. Layout juga sudah selesai, sedang finalisasi,” kata Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., Langsa, Sabtu (17/8/2024)

Dalam buku yang berjudul “Kembara Santri Gunung Mendulang Intan Menggapai Impian” yang dieditori Yusradi Usman al-Gayoni itu, ungkap Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., menggambarkan kampung, tempat kelahirannya, Sekuelen, Lokop Serbejadi, Aceh Timur, dimana ibunya berasal. Sementara, bapaknya berasal dari Belang Kejeren, Gayo Lues. Sejak kecil, biasa hidup susah dan berpindah-pindah ikut orang tua, dari Lokop ke Belang Kejeren, kemudian ke Jamat Aceh Tengah, lalu ke Lampahan Bener Meriah sekarang, dan pindah lagi Belang Kejeren, sebelum ke Desa Pemotongan, Kecamatan Badar, Aceh Tenggara.

“Bagaimana sekolah, merantau, masuk pesantren, hanya dengan izin dan doa orang tua karena susahnya ekonomi keluarga (keluarga tidak mampu), menumpang hidup dengan orang lain di Langsa, kerja apa saja untuk meneruskan sekolah, kerja (guru, mengajar di pesantren), lanjut S-1 IAI Cot Kala Langsa, S-2 UIN Sumatera Utara, dan S-3 IAIN Sunan Ampel Surabaya, di tengah ketiadaan biaya dan melawan keterbatasan, berdakwah, dan jadi dosen,” tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dilanjutkan Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., sampai ke tahap ini, anugerah dan nikmat yang luar biasa dari Allah SWT. Pasalnya, S-2 dan S-3, biaya mandiri, banyaknya keterbatasan, terutama biaya, anak-anaknya juga sekolah dan kuliah. “Alhamdulillah, anak-anak ada yang sudah selesai S-3 (doktor), beberapa sudah S-2 (magister), ada yang lagi S-1. Alhamdulillah, anak-anak juga penghafal Qur’an. Salah satunya jadi Imam Masjid di Abu Dhabi. Istri juga alhamdulillah sudah S-2. Cucu sempat ikut MTQ internasional,” tutur ulama yang berdakwah di Langsa, Gayo, daerah pesisir Aceh lainnya, sampai ke berbagai daerah di Indonesia tersebut.

Secara terpisah, editor buku “Kembara Santri Gunung Mendulang Intan Menggapai Impian,” Yusradi Usman al-Gayoni yang saat ini tinggal di Inggris, membenarkan buku tersebut sudah selesai diedit dan dalam tahap finalisasi, sebelum pengajuan ISBN dan naik cetak. “Saya cukup mengenal Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., pas saya tiga bulan di Malang, tahun 2007. Waktu itu, saya persiapan tes Kementerian Luar Negeri, ikut seleksi magang ke Jepang, dan daftar beasiswa. Saya bertemu dan sering berinteraksi dengan beliau di UIN Malang,” akunya.

Perjuangan Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., sambung Pendiri/Pengelola Perpustakaan Gayo yang mengoleksi buku-buku Gayo terlengkap seluruh Indonesia itu, sampai S-3, luar biasa. “Semangat, tekad, kerja keras, pantang menyerah, di tengah keterbasan biaya, jauh dari keluarga yang juga sekolah dan kuliah, menyandarkan semuanya kepada Allah, dengan tetap menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diembannya sekaligus berdakwah saat bersamaan, patut dicontoh dan diteladani masyarakat banyak. Lebih khusus lagi, generasi muda. Kendala utama sesungguhnya ada dalam pikiran kita, dalam kendala selalu ada jalan, setelah kesulitan selalu ada kemudahan,” kata Yusradi.

Terbitnya buku autobiografi “Kembara Santri Gunung Mendulang Intan Menggapai Impian” tersebut, ungkap Founder World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia, yang sementara terdata 33 negara) tersebut, menambah buku-buku tokoh Aceh, khususnya Gayo. “Ini buku pertama tokoh Gayo Lokop yang dibukukan. Sejak 1000-an tahun lalu, tahun 960-an, mulai dari Meurah Malik Ishaq, sampai sekarang, sepengetahuan saya, baru 25 tokoh Gayo yang perjalanan hidupnya dibukukukan, dalam dan luar negeri. Di luar itu, ada, dalam kumpulan buku, tidak secara khusus. Masih kurang sekali, terlebih melihat panjangnya sejarah Gayo dan banyaknya tokoh-tokoh Gayo,” kata Pendiri/Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo itu.

Diaspora Indonesia-Inggris itu, berharap, melalui penerbitan buku autobiografi “Kembara Santri Gunung Mendulang Intan Menggapai Impian” Dr. H. Tgk. H. Sulaiman Ismail, M.Ag., bisa mendorong penelitian, penulisan sekaligus penerbitan buku tokoh-tokoh Gayo lainnya. “Upaya pendokumentasian Gayo, termasuk penulisan auto/biografi Gayo ini mesti dimaksimalkan. Alhasil, sejarah Gayo bisa selamat dan bisa diwariskan ke generasi Gayo mendatang,” tegas Direktur Mahara Publishing tersebut. (RED)

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 21:24 WIB

Utusan Prabowo Bahas Otsus dan Keamanan Pilkada dengan Wali Nanggroe

Selasa, 19 November 2024 - 16:52 WIB

Dianggap Cagub Bustami Curang, Debat Ketiga Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Dihentikan Sementara

Rabu, 6 November 2024 - 09:33 WIB

Dukungan Terhadap OM BUS Terus Mengalir, Masyarakat Bireuen di Banda Aceh Nyatakan Sikap

Kamis, 10 Oktober 2024 - 02:29 WIB

Dek Fadh Dianugerahi Siwah Pusaka Keturunan Raja Aceh

Kamis, 10 Oktober 2024 - 02:06 WIB

Soal Adanya Pelanggaran di Pilkada, Polisi Diminta Ambil Langkah Tegas

Kamis, 10 Oktober 2024 - 01:57 WIB

Rakyat Aceh Bertanya, Apa Yang Sudah Dilakukan Bustami Hamzah Saat Menjadi Pj Gubernur Aceh?

Kamis, 10 Oktober 2024 - 01:49 WIB

Di Aceh Masih Malem – Dek Fad di Depan, Bukan Calon Sebelah…

Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:12 WIB

Marlina Usman Bantu Pulangkan Jenazah Warga Aceh dari Malaysia

Berita Terbaru